"Hidup ini indah karena Cinta"
Maafkan aku , Tuhan
Aku hanya manusia yang biasa
Makhluk ciptaan-Mu yang hina
Tak pernah luput dari dosa
Kehinaan sudah jadi jubahku
Kutak bisa lari dari rasa salah
Kuhidup dalam pencarian kebenaran
Aku yang haus dalam penderitaan
Telah dikenyangkan oleh keputusasaan
Tak kusadari kutlah berlari jauh
Dalam lingkaran yang tak Engkau buat
Melainkan diriku sendiri
Membunuh aku dalam keinginanku
Darahku telah aku hirup
Dagingku telah aku makan
Aku menelan diriku sendiri
Aku telah memuntahkan perkataan-Mu
Aku manusia yang hina
Kekuatanku telah tiada
Aku hanya bersimpuh dalam doa
Maafkan aku, Tuhan
Dalam kehinaan ini kusimpuhkan penyesalan
Agar hidupku baru, dari kematian ini..
Tuhanku, Engkaulah keadilan
Kutlah tinggikan diriku, jatuhkanlah aku
Agar aku dapat berlutut menyeret ragaku
Mencium kaki-Mu yang paling suci
Maafkan , manusia hina ini...
"Hidup ini indah karena Cinta"
Mungkin mereka menderita
Tapi membisu tiada satupun kata
Mungkin mereka mengeluh
Saat mereka melarang, kita tak patuh
Bayangkan betapa sabarnya mereka
Mereka bekerja untuk kehidupan kita
Sedang kita bermain dalam umur kita
Mereka menjaga kita dengan cara mereka
Tetapi kita menganggap mereka kejam
Lantasan kerasnya hati kita memahami mereka
Kadang kita bertanya, apa tiada tempat?
Selain mereka kita dapat terlahir
Tidak kurasa...
Mereka memang takdir kita
Kita lahir dari dan untuk mereka
Mereka adalah orang tua kita
Bagian darah dan daging kita
Setiap sudut tubuh ini, adalah mereka
Mereka menjaga kita seperti diri mereka
Kita ada karena mereka ada
Mereka yang tersenyum dalam air mata
Seharian terjaga memastikan
Kita selalu bahagia, kita selalu tertawa
Kadang hal itu terlepas tak terbalas
Kita memaki mereka dengan kehinaan
Sejak awal, kita memanggil mereka
Sampai kapanpun, mereka memanggil kita
Mereka bagian perjuangan di akhir usia
Sadarilah tak setiap saat mereka ada
Ketika mereka telah tiada
Saat ini mereka ada, hargailah mereka
Mereka , orang tua
Dari setiap kerut mereka , memperjuangkan kita
Kini kita merendahlah pada mereka,
Mereka adalah wakil Tuhan, untuk kita...
Mungkin mereka menderita
Tapi membisu tiada satupun kata
Mungkin mereka mengeluh
Saat mereka melarang, kita tak patuh
Bayangkan betapa sabarnya mereka
Mereka bekerja untuk kehidupan kita
Sedang kita bermain dalam umur kita
Mereka menjaga kita dengan cara mereka
Tetapi kita menganggap mereka kejam
Lantasan kerasnya hati kita memahami mereka
Kadang kita bertanya, apa tiada tempat?
Selain mereka kita dapat terlahir
Tidak kurasa...
Mereka memang takdir kita
Kita lahir dari dan untuk mereka
Mereka adalah orang tua kita
Bagian darah dan daging kita
Setiap sudut tubuh ini, adalah mereka
Mereka menjaga kita seperti diri mereka
Kita ada karena mereka ada
Mereka yang tersenyum dalam air mata
Seharian terjaga memastikan
Kita selalu bahagia, kita selalu tertawa
Kadang hal itu terlepas tak terbalas
Kita memaki mereka dengan kehinaan
Sejak awal, kita memanggil mereka
Sampai kapanpun, mereka memanggil kita
Mereka bagian perjuangan di akhir usia
Sadarilah tak setiap saat mereka ada
Ketika mereka telah tiada
Saat ini mereka ada, hargailah mereka
Mereka , orang tua
Dari setiap kerut mereka , memperjuangkan kita
Kini kita merendahlah pada mereka,
Mereka adalah wakil Tuhan, untuk kita...
"Hidup ini indah karena Cinta"
Awan gelap melanda hatiku
Siang malam resah gelisah menjangkiti
Menulari raga dan hatiku entah dari mana?
Seakan tak habisnya masalah dari hidup ini
Di mana kurindu hujan
Di situlah kekeringan menggerogoti
Setiap sela tanah kerikil kupijak
Tak satupun kutemukan rerumputan hijau
Untuk memuaskan pandangan hitamku
Hidup tak selalu seindah impian
Di mana bunga dan kumbang beterbangan
Kupu-kupu berwana berlari-larian
Serasa surga jika aku berbaring di sana
Serasa tak ingin kukembali dalam kefanaan
Nyataku tersentak dalam angan-angan
Bangkit dari kerobohan, menyadari penyesalan
Kupandagi tanganku yang bergaris-garis
Inilah daku dengan goresan perjuanganku
Sungai yang terbentuk dari perjuangan
Mungkin di antara manusia-manusia
Aku hanya kerikil kusam bercampur pasir
Keadilan Tuhan menyadarkan kepahitanku
Sekali lagi kukecap, ternyata memang manis
Ya... manisnya kehidupan ini.
Awan gelap melanda hatiku
Siang malam resah gelisah menjangkiti
Menulari raga dan hatiku entah dari mana?
Seakan tak habisnya masalah dari hidup ini
Di mana kurindu hujan
Di situlah kekeringan menggerogoti
Setiap sela tanah kerikil kupijak
Tak satupun kutemukan rerumputan hijau
Untuk memuaskan pandangan hitamku
Hidup tak selalu seindah impian
Di mana bunga dan kumbang beterbangan
Kupu-kupu berwana berlari-larian
Serasa surga jika aku berbaring di sana
Serasa tak ingin kukembali dalam kefanaan
Nyataku tersentak dalam angan-angan
Bangkit dari kerobohan, menyadari penyesalan
Kupandagi tanganku yang bergaris-garis
Inilah daku dengan goresan perjuanganku
Sungai yang terbentuk dari perjuangan
Mungkin di antara manusia-manusia
Aku hanya kerikil kusam bercampur pasir
Keadilan Tuhan menyadarkan kepahitanku
Sekali lagi kukecap, ternyata memang manis
Ya... manisnya kehidupan ini.
"Hidup ini indah karena Cinta"
Hidup tlah berakhir
Jika setiap bibir terucap keputusasaan
Bagaikan gunting merobek sgala harapan
Semua kan sirna ,tenggelam di dasar hati
Tapi hidup masih berarti
Jika manusia merindukan sang pemimpi
Karena harapan terus terlahir
Dari rintikan air mata perjuangan
Darah.. ya darah tak henti mengalir
Ketika setiap manusia saling membenci
Menatap segalanya bagaikan pedang
Menggores pandangan penuh kebencian
Oh... apalah arti itu semua kawan
Jika kau ciptakan iblis itu di hati
Sedangkan malaikat hinggap setiap saat
Engkau kibas mereka seperti lalat kecil
Hentikanlah peperangan ini
Sandiwara kejam yang kita lakoni kemaren
Maukah bersamaku mengukir indah dunia?
Atau tetap begini, menjadi puing-puing?
Sahabatku, kita takkan pernah tahu
Di mana ujung pencarian kehidupan
Tetapi jika engkau sadar dari mimpi panjang
Bangkitlah.. kita tebarkan kebaikan bagi dunia...
Hidup tlah berakhir
Jika setiap bibir terucap keputusasaan
Bagaikan gunting merobek sgala harapan
Semua kan sirna ,tenggelam di dasar hati
Tapi hidup masih berarti
Jika manusia merindukan sang pemimpi
Karena harapan terus terlahir
Dari rintikan air mata perjuangan
Darah.. ya darah tak henti mengalir
Ketika setiap manusia saling membenci
Menatap segalanya bagaikan pedang
Menggores pandangan penuh kebencian
Oh... apalah arti itu semua kawan
Jika kau ciptakan iblis itu di hati
Sedangkan malaikat hinggap setiap saat
Engkau kibas mereka seperti lalat kecil
Hentikanlah peperangan ini
Sandiwara kejam yang kita lakoni kemaren
Maukah bersamaku mengukir indah dunia?
Atau tetap begini, menjadi puing-puing?
Sahabatku, kita takkan pernah tahu
Di mana ujung pencarian kehidupan
Tetapi jika engkau sadar dari mimpi panjang
Bangkitlah.. kita tebarkan kebaikan bagi dunia...
Langganan:
Postingan (Atom)